Beliau adalah Syaikhul
Islam, Samahatusy Syaikh Abu Abdillah
Abdul Aziz bin Abdullah bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah Alu Baz.
Lahir pada 12 Dzulhijjah tahun 1330 H di kota Riyadh. Pada mulanya beliau
adalah orang yang dapat melihat, kemudian terkena musibah sakit pada kedua matanya
pada tahun 1346 H saat berusia 16 tahun. Pandangannya menjadi lemah dan
akhirnya beliau buta pada tahun 1350 H, ketika
berusia 20 tahun.
Beliau telah menghafal al-Qur'anul Karim
sebelum usia baligh. Kemudian bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu kepada
para ulama di Riyadh. Ketika sudah tampak di dalam ilmu syar'i dan bahasa,
beliau ditugasi untuk menjadi qadhi tahun 1357 H, dan beliau tiada berhenti
dari menuntut ilmu, di mana beliau selalu melazimkan penelitian dan pengajaran,
malam dan siang. Beliau tidak disibukkan oleh jabatan-jabatan dari hal itu
sehingga bertambahlah ilmu dan pendalaman dalam kebanyakan ilmunya. Beliau
menaruh perhatian khusus di bidang hadits dan ilmunya sehingga penghukuman
beliau terhadap hadits shahih dan dha'if bisa diambil sebagai pelajaran. Ini
merupakan sebuah tingkatan yang sedikit sekali dapat dicapai oleh seseorang,
khususnya pada zaman sekarang ini. Hal itu tampak di dalam tulisan-tulisannya
dan fatwanya di mana beliau memilih pendapat-pendapat yang ditopang oleh dalil.
Beliau berperawakan sedang, berwajah bulat
telur, berkulit kecokelatan, berhidung mancung, dan jenggotnya disemir dengan hinna'
(daun inai).
Beliau dikenal memiliki sifat tawadhu', tenang, lembut, berwibawa, dan
sangat ramah kepada siapa pun. Beliau dikenal sangat sabar lagi dermawan.
Beliau tidak membeda-bedakan siapa pun dalam bergaul. Di meja makannya
bertemulah anak kecil, orang tua, orang kaya, dan orang fakir. Beliau sangat
banyak menolong dan membantu siapa saja yang membutuhkan bantuan. Beliau
dikenal sangat pemberani dalam membela kebenaran. Beliau suka memakai
pakaian putih dan lebar. Pakaian bawahnya sampai separuh betisnya.
Beliau menimba ilmu dari banyak ulama, di
antara mereka yang paling menonjol ialah:
1. Syaikh Muhammad bin
Abdul Lathif bin Abdurrahman bin Hasan bin Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab,
Qadhi Riyadh.
2. Syaikh Shalih bin Abdul
Aziz bin Abdurrahman bin Hasan bin Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
3. Syaikh Sa'ad bin Hamd
bin 'Atiiq, Qadhi Riyadh.
4. Syaikh Hamd bin Faris,
Wakil baitul maal di Riyadh.
5. Samahatusy Syaikh
Muhammad bin Ibrahim bin Abdul Lathif Ali Syaikh, Mufti Kerajaan Arab Saudi.
Sungguh beliau telah melazimi halaqahnya kira-kira sepuluh tahun, dan mengambil
darinya seluruh ilmu syar'i mulai dari tahun 1347 s.d. 1357 H.
6. Syaikh Sa'ad Waqqash
al-Bukhari, seorang ulama Makkah al-Mukarramah. Beliau belajar tajwid darinya
pada tahun 1355 H.
Semenjak menjabat sebagai Qadhi di kota Kharj tahun 1357 H beliau terus
mengajar di halaqah-halaqah yang terjadwal. Halaqah beliau terus berjalan
setiap hari dalam sepekan kecuali hari Selasa dan Jum'at.
Beliau mempunyai banyak murid yang meluangkan waktunya untuk terus belajar
kepada beliau. Di antara mereka yang paling menonjol ialah:
1. Syaikh Abdullah
al-Kanhal
2. Syaikh Rasyid bin Shalih
al-Khanin
3. Syaikh Abdurrahman bin
Nashir al-Barrak
4. Syaikh Abdul Lathif bin
Syadid
5. Syaikh Abdullah bin
Hasan bin Qu'ud
6. Syaikh Abdurrahman bin
Jallal
7. Syaikh Shalih bin Halil
8. dan lain-lain.
Pada tahun 1372 H beliau pindah ke Riyadh
untuk mengajar di Ma'had Riyadh al-llmi. Kemudian beliau mengajar ilmu fiqih,
hadits, dan tauhid di fakultas Syari'ah setelah didirikan pada tahun 1373 H,
hingga beliau menjabat wakil rektor Universitas Islam Madinah al-Munawwarah
tahun 1381 H. Beliau telah membangun halaqah pengajaran di Jami' al-Kabir di
Riyadh sejak berpindah ke sana. Halaqah ini terus berjalan meskipun pada
tahun-tahun akhir terbatas pada sebagian hari saja dalam sepekan karena
banyaknya pekerjaan. Banyak para penuntut ilmu yang bermulazamah dalam
halaqah tersebut.
Di tengah keberadaannya di Madinah dari tahun 1381 H sebagai Wakil Rektor
Perguruan Tinggi itu, dan Rektor sejak tahun 1390 s.d. 1395 H, beliau
mengadakan halaqah untuk mengajar di Masjid Nabawi. Dan yang dapat dijadikan
catatan bahwa jika beliau berpindah ke tempat selain tempat tinggalnya, maka
terus berdiri halaqah di tempat baru yang beliau tinggali. Seperti di Thaif
pada hari-hari musim panas. Dan Allah telah memberi manfaat dengan adanya halaqah-halaqah
ini.
Pengabdian beliau kepada Islam dan kaum
muslimin merambah dari negeri tempat beliau tinggal hingga ke seluruh penjuru
negeri Islam. Banyak lembaga Islam di seluruh dunia yang menjadikan beliau sebagai
pembina dan pemimpin. Belia juga sering menghadiri muktamar-muktamar para da'i
dari dunia Islam.
Demikian juga, beliau memiliki perhatian besar terhadap perjuangan kaum
muslimin di negeri-negeri Islam, baik di Palestina, Eritrea, Filipina, Afghanistan,
Cyprus, Bosnia, Chechnya, dan yang lainnya. Beliau banyak membantu mereka
secara materiel dan moril.
Di antara pengabdian beliau yang begitu
besar pengaruhnya ke seluruh penjuru dunia adalah pengabdian beliau kepada Jami'ah
Islamiyyah (Universitas Islam) Madinah yang merupakan lembaga pendidikan
yang diikuti oleh putra-putra kaum musIimin dari seratus negara atau lebih.
Banyak di antara alumninya yang kemudian kembali ke negaranya masing-masing,
mengemban tugas dakwah di negerinya.
Beliau banyak berjasa dalam menyebarkan kitab-kitab Islami. Darul
Ifta', lembaga yang beliau pimpin, banyak mencetak kitab-kitab dalam bidang
aqidah, tafsir, hadits, dan fiqih untuk dibagi-bagikan, ke seluruh dunia.
Pujian Para Ulama dan Tokoh Kepadanya
1. Syaikh Abdullah bin Sulaiman bin Mani' berkata:
"Tidak diragukan lagi bahwa guru kami dan orang tua kami Syaikh Abdul
Aziz adalah seorang imam dan mujaddid zaman ini. Beliau adalah imam
dalam ilmu hadits dan rijalnya, imam dalam fiqih dan ketelitian
pandangan, imam dalam dakwah Hallah dengan lisannya, penanya, jiwanya,
dan hartanya. Imam dalam kedermawanan jiwa dan tangan, serta imam dalam lapang
dada, tawadhu', qana'ah, dan taqwa."
2. Syaikh Abdurrazzaq
Afifi berkata:
"Tulisan-tulisannya menunjukkan kejelasan makna, kemudahan ibarat,
kebagusan pemilihan, bersamaan dengan kekuatan argumen, yang kesemuanya itu
menunjukkan atas nasihat, kejernihan jiwa, keluasan wawasan, kecerdasan, dan
lancarnya pikiran."1
3. Abdurrahman
al-'Asymawi (penyair) berkata:
Berita macam apakah yang telah disiarkan itu
Adakah kebenaran darinya ataukah itu hanya ejekan belaka
Mengapa berita itu diucapkan
Sampai ke gendang-gendang telinga
"Syaikh telah wafat" berita itu menjadi petir
yang menyambar hati-hati
yang berada di dada
Atau ia hanyalah
bagaikan luapan lahar gunung berapi
Yang menghampiri dan
menjadi gelombang samudera
Aduhai aduhai saja saat
itu kumatikan dering teleponku
Sebelum daku mendengar
orang yang telah menyeruku dari mereka
Atau aku tutup saja
setiap saluran telepon yang dapat menghubungiku
Agar aku dapat terbebas
dari deringannya
"Syaikh telah wafat
katamu?" Tidakkah kamu punya berita yang lain
yang dengannya hatiku dapat kembali ceria
Demi Rabbmu ungkapkanlah
padaku apa saja
Selain berita itu,
semoga itu dapat membebaskan hatiku darinya
Demi Rabbmu ungkapkanlah
padaku apa saja
Namun ia justru berkata:
Sungguh aneh keadaanmu wahai pemuda
Lupakah kamu bahwa
kematian itu pasti datangnya?
Dan ia merupakan suratan
adanya
Lupakah kamu Bahwa hanya
Allah-lah semata
Yang 'kan Abadi
Sedangkan semua ciptaan-Nya pasti 'kan binasa
4. Dr. Sayyid Thanthawi
(Syaikh al-Azhar) berkata:
"Saya telah mengetahui dengan sebenar-benarnya tentangyang mulia Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz رحمه
الله semoga rahmat Allah atasnya dan menjadikan baik peninggalannya. Saya
melihat pada dirinya ada akhlak yang teramat lurus, dan adab yang tinggi.
Lisannya tidak pernah mengucapkan ucapan yang buruk. Bila hendak mengkritik
seseorang, ia selalu menggunakan ucapan baik dan selalu mendasarinya atas
keikhlasan untuk mencari wajah Allah semata. Ia juga selalu berjalan di atas
hukum-hukum al-Qur'an dan Sunnah Nabi yang suci, dan ia belum pernah melenceng
dari keduanya."
5. Syaikh Muhammad Zuhal
(Maroko) berkata:
"Cukuplah kiranya menggambarkan kebesarannya, ialah dengan penerimaan
manusia atas keputusannya bila terjadi perselisihan lalu dibawakan fatwa dari
Syaikh, pastilah mereka akan merasa puas dengannya. Sebagaimana di dalam
istilah orang Arab:
قطعت جاهزة خطيبـي
(Putusannya membungkam
perkataan yang lainnya)
Sebagai contoh begitu besarnya pengaruh serta kedudukannya di Maroko ini,
dari dahulu tidak pernah dikenal tentang bersedekap setelah bangkit dari ruku'
kecuali dari yang telah ditulisnya dalam salah satu risalahnya yang telah lama
sampai di Maroko ini. Walaupun demikian, mereka langsung saja mengamalkannya,
bahkan mereka bersikap fanatik sekali terhadap pendapat Syaikh tersebut,
meskipun itu sebuah masalah ijtihadiyyah saja yang masih diperselisihkan oleh
para ulama. Sehingga hal itu menjadi bukti bahwa pendapat Syaikh begitu
dihormati dan memiliki tempat tersendiri di Maroko ini."
6. Dr. Nashr Farid Waashil (Mufti Mesir) berkata:
"Beliau رحمه الله termasuk dari orang-orang yang ikhlas dan tulus
dalam agamanya, dan termasuk seorang yang telah mengorbankan seluruh hidupnya
untuk berjuang di dalam mendakwahkan Islam, dan juga seorang yang memiliki
sifat rendah hati yang teramat besar pada setiap sisi kehidupannya. Beliau juga
memiliki sebuah madrasah yang telah dibinanya, serta menghasilkan banyak
sekali ulama di setiap tempat di permukaan bumi ini. Kemudian merekalah yang
menyambung dakwahnya di tempat masing-masing. Beliau juga termasuk orang yang
dikenal berpegang teguh dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya صلي الله عليه
وسلم
Ia juga seorang yang sangat rendah hati sepanjang hidup nya, layaknya sifat
para ulama. Beberapa kali kami telah bersa manya, jelaslah bagi kami bahwa
beliau merupakan contoh yang baik bagi seluruh kaum muslimin, khususnya di
dalam ber pegang teguh kepada aqidah Islam yang shahih, dan pokok-pokok ajaran
tersebut. Yakni aqidah Islam yang penuh dengan kemudahan.
Beliau telah berjuang sebenar-benarnya sampai kematian menjemputnya. Maka
kita berdo'a memohon kepada Allah سبحانه و تعالي agar berkenan memberikan
kepadanya balasan yang baik alas segala yang telah ia persembahkan kepada Islam
dan kaum muslimin. Selama hayatnya yang begitu panjang dan penuh ber kah ini—insya
Allah—sebagai jalan untuk menyebarkan dakwah Islam ke segala penjuru dunia
ini."
7. Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman al-Asyqar (Yordania) berkata:
"Sungguh engkau adalah milik seluruh
kaum muslimin, dan tidak hanya milik penduduk negeri tertentu, atau golongan
tertentu saja di dunia Islam ini. Dan engkau telah menjadi saudara, dan bapak
yang memberikan petunjuk dan pengarahan. Saat ini kami memohon kepada Rabb Yang
Maha Agung, Sang pemilik Arsy yang agung, agar mewafatkan beliau dengan
rah-mat-Nya, dan memasukkan engkau ke dalam surga-Nya yang teramat luas, serta
memasukkan engkau ke dalam rombongannya para nabi, orang-orang shalih, dan
para syuhada, dan orang-orang yang shalih. Sungguh peninggalan-peninggalanmu
akan selalu mengabadi dan diamkan setiap hari sampai hari ini di setiap tempat.
Alhamdulillahi Rabbil '’alamin ... kami memohon kepada Allah سبحانه و
تعالي agar menjadikan apa yang ada pada-Nya semuanya, adalah kebaikan
untukmu, dan lebih baik dari apa yang telah engkau dapati di dalam kehidupan
ini, dan mudah-mudahan engkau berpindah dari kehidupan dunia yang teramat
melelahkan ini kepada kehidupan yang dipenuhi dengan rahmat-Nya yang luas
serta Maha Pemurah .... insya Allah. Segala puji bagi Rabb semesta alam."
8. Dr. Fuad Mukhaimir
(Mesir) berkata:
"Tidak berlebihan kiranya, bila kita katakan ia seorang imam pada
masanya ini, itu didasarkan pada usaha beliau mendidik para ulama, dan
mendidik para para da'i. Dan juga usahanya untuk menyebarkan Islam ke segala
penjuru dunia, yang mereka para murid-muridnya telah menyumbangkan yang baik
dan penuh berkah ini, yang telah ia bimbing dan arahkan mereka dengan dasar al-Qur'an
dan Sunnah Rasulullah صلي الله عليه وسلم
9. Dr. Ahmad al-Batili
(murid Syaikh Bin Baz) berkata:
"Ia telah menyumbang kepada 1500 orang da'i di dunia ini, dari
usahanya sendiri رحمه الله yang biasa ia kumpulkan dari para dermawan. Dan ini
merupakan perjuangannya di jalan Allah, padahal ia belum pernah safar ke luar
negeri sekali pun. Akan tetapi, perhatiannya terhadap dakwah amatlah besar,
khususnya ketika menjabat Wakil Rektor di Universitas Islam Madinah, tempat ia
mendidik para da'i dan mengajar para penuntut ilmu. Tatkala ia telah
dipindahkan untuk menduduki jabatan ketua umum mufti Kerajaan Arab Saudi, ia
juga membuka lembaga dakwah di luar negeri. Ia juga seringkah menghubungi para
da'i, mengarahkan, memberikan perhatian kepada mereka, serta mengontrol
mereka."
10. Syaikh Muhammad
Yatamari (Mali, Afrika) berkata:
"Pengaruh Syaikh yang mulia رحمه الله begitu besar di tengali
masyarakat Mali. Hal itu sangat terlihat dari pengaruh dari kitab-kitab
karyanya serta fatwa-fatwanya yang telah beredar di tengah-tengah mereka. Dan
juga terlihat dari pergerakan murid-muridnya yang berasal dari Mali. Dan
hal-hal yang berkenaan dengan pengaruhnya tersebut di tengah-tengah masyarakat
Mali ini dari kitab-kitab karyanya serta fatwa-fatwanya. Terus terang saya katakan
bahwa kitab-kitab karyanya serta fatwa-fatwanya telah menjadi rujukan yang
utama sekali di masjid masjid yang berada di Republik Mali ini, dan semua itu
berdasarkan karunia yang telah Allah berikan kepadanya. Kemudian juga
berdasarkan keilmuan, ketinggian akhlak, serta sifat-sifat baiknya yang sangat
menonjol, dari dirinya yang mulia itu, sehingga hal ini menjadi dasar yang
membuat kebanyakan manusia dapat menerima kitab-kitab serta fatwa-fatwanya.
Pengaruh Syaikh yang mulia—semoga dirahmati Allah—, tidak hanya terbatas di
negeri Mali ini saja, bahkan pengaruh tersebut juga sangat dirasakan di
beberapa negara tetangga yang sama-sama terletak di bagian Barat Afrika,
seperti yang terjadi di Nigeria, Pantai Gading, dan Burkina Faso. Hal itu semua
terwujud berkat karunia Allah, kemudian juga berkat usaha murid-muridnya yang
telah menyelesaikan studinya di Arab Saudi, dan di mana mereka telah
mendapatkan kesempatan untuk belajar dari Syaikh. Setelah mereka pulang dari
sana, mereka disibukkan dengan dakwah di sini sebagai rasa tanggung jawab
atas tugas yang mereka emban.
Wafatnya
Dan Syaikh Abdul Aziz bin Baz meninggal dunia di kota Riyadh, menjelang
fajar pada hari Kamis, tanggal 27 Muharram 1420 H, bertepatan dengan 13 Mei
1999 M, dan dimakamkan di Makkah. Semoga Allah memberi manfaat kepada kita
dengan ilmu dan fiqihnya untuk menambah ilmu yang bermanfaat dan amal shalih.
Berikut beberapa karya dari Syaikh Abdul Aziz Bin Baz rhm.
1. Majmuu 'u Fataawaa wa
Maqaalaatun Mutanawwi 'ah
2. Al-Fawaaidul Jaliyyah
fil Mabaahitsil Fardhiyyah
3. At-Tahqiiq wal Iidhaah
li Katsiirin min Masaailil Hajji wal 'Umrah waz-Ziyaarah (Taudhiihul Manaasik)
4. At-Tahdziir minal Bida’,
mencakup empat pembahasan, yaitu: hukum perayaan maulid Nabi, perayaan
Isra' Mi'raj, malam nishfu Sya'ban, dan kedustaan mimpi khadim (pelayan) kamar
Nabi صلي الله عليه وسلم yang bernama Syaikh Ahmad.
5. Dua risalah ringkas
tentang zakat dan puasa
6. Al-'Aqiidatush-Shahiihah
wa ma Yudhaadduhaa
7. Wujuubul 'Amal bi
Sunnatir-Rasuuul wa Kufru man Ankarahaa
8. Ad-Da'wah Hallah wa
Akhlaqud-Du'aah
9. Wujuubu Tahkiimi
Syar'illaah wa Nabdzi ma Khaalafahu
10.
Hukmus-Sufuur wal Hijaab wa Nikaahisy-Syighaar
11.
Naqdul Qaumiyyatil 'Arabiyyah
12.
Al-Jawaabul Mufiid fii Hukmit-Tashwiir
13.
Asy-Syaikh Muhammad ibnu Abdil Wahhaab, Da'watuhu wa
Siiratuhu
14.
Tsalaatsu Rasaail fish-Shalaah:
a.
Kaifiyyatu Shalaatin-Nabi صلي الله عليه وسلم
b.
Wujuubu Adaais-Shalaahfiijamaa'ah
c.
Aina Yadha'ul Mushalli Yadaihi hiinar-Rafi minar-Rukuu?
15.
Hukmul Islaam fii man Tha'anafil Qur'aan aufii Rasuulillah
صلي الله عليه وسلم
16.
Haasyiyatun Mufiidah 'alaa Fathil Baarii, sampai kepada
"Kitabul Hajji"
17.
Risalatul Adillatin-Naqliyyah wal Hissiyyah 'alaa
Juryaanisy-Syamsi wa Sukuunil Ardhi wa Imkaanish-Shuuudi Hal Kawaakib
18.
Iqaamatul Baraahiin 'alaa Hukmi man Istaghaatsa bi
ghairillaah au Shaddaqal Kahanah wal 'Arraafiin
19.
Al-Jihaadu fii Sabiilillaah
20.
Ad-Duruusul Muhimmah li 'Aammatil Ummah
21.
Fataawaa Tata'allaqu bi Ahkaamil Hajji wal 'Umrah
waz-Ziyaarah
22.
Wujuubu Luzuumis-Sunnah wal Hadzru minal
Bid'ah
23.
Tuhfatul Akhyaar bi Bayaani Jumlatin Naafi'atin mimma
Wara-da fil Kitaabi was-Sunnatish-Shahiihah minal Ad'iyyati wal Adzkaar
24.
dan lain-lain, khususnya yang belum dicetak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar