ARTI ‘ARRAAF DAN KAHIN
Syaikh Muhammad bin abdul wahab
Rasulullah
صلي الله عليه وسلم
menjelaskan dalam berbagai haditsnya sebagai berikut: Imam Muslim
meriwayatkan dalam Shahihnya:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ
أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَئً لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَ ةُ أَرْبَعِيْنَ
يَوْمًا
"Bahwasanya
Rasulullah صلي الله عليه وسلم
bersabda: 'Barangsiapa mendatangi 'arraaf'[1]
(tukang ramal) dan menanyakan sesuatu kepadanya, tidak akan diterima shalatnya
selama empat puluh hari."
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ أَتَى كَهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَ يَقُولُ
فَقَدْ كَفَرَ بِمَ أُنْذِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
"Dari
Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi صلي الله عليه وسلم, beliau bersabda: 'Barangsiapa yang
mendatangi kahin (dukun) dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah
kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad صلي الله عليه وسلم ." (HR. Abu Daud).
Dikeluarkan
oleh empat Ahlus Sunan[2]
dan dishahihkan oleh Hakim, dari Nabi صلي الله عليه وسلم dengan
lafadz:
مَنْ أَتَى عَرَّافًاأَوْكَهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَ يَقُولُ
فَقَدْ كَفَرَ بِمَ أُنْذِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
"Barangsiapa
mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh
ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad صلي الله عليه وسلم."
Dari
Imran bin Hushain رضي الله عنه ia berkata: Rasulullah صلي الله عليه وسلم
bersabda:
لَيسَ مِنَّ تَطَيَّرَ أَو تُطُيِّرَ لَهُ أَوْ تَكَهَّنَ أَوْ
تُكُهِّنَ لَهُ أَوْ سَحَرَ أَوْ سُحِرَ لَهُ وَ مَنْ أَتَى كَهِنًا فَصَدَّقَهُ
بِمَ يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَ أُنْذِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Bukan
termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib
sial berdasarkan tanda-tanda benda, burung dan lain-lain), yang meramal atau
yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa
mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia
telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad." (HR.
Al-Bazzaar
dengan
sanad jayyid).
1. ‘Arraaf ialah orang yang mengaku mengetahui kejadian yang telah lewat, yang
bisa menunjukkan barang yang dicuri atau tempat kehilangan barang. Sedangkan
Kahin ialah orang yang memberitakan hal-hal gaib yang akan terjadi atau
sesuatu yang terkandung dihati.
Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله: “Arraaf, Kahin,
Munajjim atau ahli nujum adalah nama yang sama untuk kedua makna diatas
(Al-Jami’ul Farid hal.124) (Pentj).
2. Imam Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah; keempatnya adalah
penyusun kitab Sunan. Ibnu
Majjah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar